sekarang, saya habiskan sendiri
sebenernya ada yang hilang.
jejak makan siang. obrolan renyah kala bola raksasa menggoda dengan teriknya yang menggigit kulit. memburu nasi goreng di ITC Permata Hijau. porsinya segaban, harganya seperempat gaban. atau, makan nasi padang di sebelah kantor. belepotan sambal dan kuah merah. terkesan garang, tetapi pedasnya tidak meruyak. atau, semangkuk soto betawi di pengkolan jalan. dulu, pertemanan ini begitu indah.
manipulasi makanan. matahari hampir habis. deadline juga sudah lewat. saatnya plesiran. mana lagi kalau bukan ke kedai makanan yang menyajikan menu-menu cihuy. siapa yang bayar? tidak satupun dari kami. gratis. modal kami hanya perut kosong dan rasa penasaran. selebihnya, rasa kenyang yang menumpuk usai semangkok mie atau steak itu habis. dulu, pertemanan ini begitu indah.
segelas kopi di starbucks. mengantar senja ke rumahnya, dua pasang kaki ini ongkang-ongkang di kursi kosong, sembari menikmati gundahnya para supir maupun pemilik kendaraan yang mengular di senayan. kami? menyeruput segelas kopi dingin di pelataran starbucks. horeee! telinga dan mulut saling bertukar cerita. dulu, pertemanan ini begitu indah.
sekarang, saya habiskan sendiri.
bertukar tutur. merangkai kata di kertas gagasan. membikin rencana hidup. memoles hari. meningkahi senja.
(tulisan ini untuk kamu, iya, kamu yang duduk di situ. š teman, tolong bantu saya menyembuhkan luka ini. sore ini sepi tanpa kamu. pilihannya dua: melarut dalam sendiri, atau membungkus esok bersama-sama)
waaahhh…jadi pengen juga, kalo perut lagi kosong kek skarang begini.
gaussac
September 5, 2007 at 6:11 am
fem, ngopi karo aku wae š
ika
September 5, 2007 at 7:34 am
happiness just a state of mine fem..
ini gw banget wakakakak..
people come and go..
but tough people stay š
cyn
September 5, 2007 at 3:23 pm
wis to, have fun go mad wae..
mbahatemo
September 5, 2007 at 4:12 pm