The red femi

Archive for October 8th, 2007

penghuni baru

with one comment

saya sudah teken kontrak. saya menjadi penghuni anyar di pusdep.

sabtu kemarin, kunjungan saya ke rumah baru sangat singkat. saya menjumpai beberapa orang yang sudah lebih dahulu menghuni di situ. kami saling bercerita. bukan, bukan, bukan tentang warna cat atau bentuk kusen pintu. kami membincangkan soal kami sendiri. iya, soal kami sendiri-sendiri.

besok, rumah ini akan menjadi rumah yang hangat. ujung minggu akan menjadi sibuk kembali untuk membereskan tumpukan buku yang berdebu, koran yang berserakan dan mengisi toples kosong.

terima kasih sudah menampung saya. ujung minggu akan kembali menyenangkan.

Written by femi adi soempeno

October 8, 2007 at 10:30 am

Posted in Uncategorized

Tagged with ,

blumbang

leave a comment »

dari rumah simbah buyut, saya membelokkan kendaraan ke kanan, menuju rumah ayah dan ibu.

saya melewati blumbang atau kolam yang cukup besar.  kolam ini sangat alami. air akan mancur dengan sendirinya saat musim hujan. banyak orang mencuci pakaian di blumbang ini. bahkan, anak-anak juga sering berenang hingga ke tengah. sebaliknya, blumbang ini akan kerontang saat musim panas tiba. anak-anak laki-laki akan bermain bola saat blumbang ini meranggas.

pagi tadi, saya melihat 7 bebek berenang dengan penuh keriaan. akur. airnya keruh. selalu begitu. dari dulu, air ini tak pernah bening seperti kolam ikan. wajar saja, dasarnya bukan keramik biru, tetapi tanah. asli tanah.

blumbang ini kenangan masa kecil saya.

ayah, ibu, lik ban dan simbah buyut selalu melarang saya dan saudara-saudara lainnya untuk bermain di kawasan ini. katanya, blumbang ini cukup dalam. mereka khawatir saya akan tenggelam. saat itu, bisa jadi ada benarnya. femi yang mungil akan menjadi sasaran ikan-ikan mungil yang mencubiti seluruh badan.

dari kolam ini, saya mengenal ikan kecil yang gurih yang bernama wader. belakangan, agak susah mencari wader ini. kalaupun ada, harganya juga lebih mahal.

dulu, lik ban sering mencuci di blumbang ini. sambil mencuci, lik ban mencencang jala untuk meraup wader sebisanya. kadang dapat sedikit, tetapi kadang juga banyak. ikannya sebesar satu ruas kelingking orang dewasa, bahkan bisa jauh lebih kecil. sepulang dari blumbang, lik ban akan menggorengkan untuk ibu agar dibawa pulang. kalau tidak, ya dimakan bersama nasi hangat dan cocolan sambal trasi di rumah simbah buyut.

saya melihat blumbang. seperti melihat masa kecil saya yang berlarian mengitarinya sembari diteriaki ibu dan lik ban agar tidak nyemplung ke dalam.

saya kangen ibu. saya jadi kangen wader.

Written by femi adi soempeno

October 8, 2007 at 10:24 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , , ,