The red femi

Posts Tagged ‘wordpress

baru!

leave a comment »

eits. ada yang baru rupanya!

iya, dashboard dan seisinya wordpress ini baru. waduh. warna disini lebih pucat karena putih harus beradu dengan biru muda. tapi, tak apalah.

orang yang duduk di belakang meja desain wordpress agaknya berusaha menyempurnakan wordpress dari waktu ke waktu. lebih dari dua tahun mengisi halaman putih ini, kalau tidak salah ingat, dua kali juga perubahan ini terjadi.

terima kasih, pak wordpress.

Written by femi adi soempeno

April 6, 2008 at 10:58 pm

Posted in Uncategorized

Tagged with , ,

malas ngeblog

with 2 comments

penyakit ini hinggap. entah, bagaimana virusnya melekat dengan sangat erat di tubuh saya.

malas ngeblog.

aiiihhhh! sejak kapan ya saya malas ngeblog? ditelisik-telisik, ternyata sejak ujung tahun lalu. desember 2007. postingan menciut. jumlahnya semakin tipis. januari 2008. februari 2008. saya jadi sebal dengan diri saya sendiri. jelas, ini bukan femi banget!

padahal, menulis itu sebuah komitmen. seperti yang saya jalin untuk hidup saya. menulis. dan terus menulis. nyatanya, energi lain menyedot komitmen ini. seperti tervakum. rencana perjumpaan dengan lelaki dengan pjamas kotak-kotak. cinta yang membunga usai pertemuan kecil itu. melarikan jemari diatas keyboard mengejar tenggat penulisan untuk edisi reguler maupun edisi khusus, plus buku.

capek. halaman putih ini selalu dibuka. tapi hanya dibuka saja. sesekali diintip. tapi, tak juga menulis. padahal harusnya tidak seperti itu. harusnya menulis. dan terus menulis.

mulai saat ini, harus banyak menulis. iya, mengisi halaman putih ini dengan sejuta satu cerita.

Written by femi adi soempeno

February 27, 2008 at 12:01 pm

Posted in Uncategorized

Tagged with , ,

Rumah baru

leave a comment »

http://femi.blogdrive.com

p1070059.JPG

 

ini rumah baru saya.

sebelumnya, saya berumah di sini. rumah ini sangat nyaman untuk dihuni. catnya berwarna merah, sesuai warna kesukaan saya. disana, saya memajang beberapa potret diri dengan sejumlah kenangan yang melekat bersamanya. femi kecil bersama ibu dan esti kecil. anjing BW bernama sapii yang kini sudah almarhum. secuil kenangan pohon natal pertama dan terakhir bersama ayah. bersama nisan ibu. makanan hasil perburuan di beberapa kedai. kubikel yang tak pernah bersih. menara menjulang di pulau sentosa. becak di malaka. sleeping bag di kolong yang hangat.

rumah itu selalu terbuka bagi siapa saja. kamu … pernah mengetuk dan masuk ke dalamnya bukan? iya, kamu. kamu yang berbaju putih bergaris tipis. hmm … yak, kamu yang pake baju kotak-kotak di ujung sebelah sana, yah, saya pernah liat kamu lo di rumah saya. eh, kamu juga ya! hehe … iya, jangan marah gitu dong. mas, mas-nya juga pernah kan? hayo, jangan geleng-geleng kepala. ngaku saja, nggak usah malu deh. eniwei, terima kasih sudah menyambangi rumah saya yang sederhana yang dibangun dengan mimpi kecil, sapuan harap dan bulir rindu dari ceceran kisah-kisah selama dua tahun.

ada banyak kisah yang sudah saya untai disana. tabungan rindu untuk ayah dan ibu. mister watermelon yang melintas dengan sangat cepat. kecupan tengah hari. bunga bahagia untuk esti. menggerogoti malam di kaki merapi. mendentingkan gelas wine. kisah-kisah tentang abang. perjumpaan dengan teman lama. isak tangis untuk seorang lelaki. rasa cemburu yang terus menggerus. …

sayangnya, saya baru sadar bahwa pagi ini saya kehilangan beberapa surat yang saya cemplungkan dalam kotak pos di rumah saya. ya, surat yang berisi cerita kemarin, kemarin lusa, kemarin-kemarinnya lagi, kemarin-kemarin-kemarinnya lagi …

saya jadi tak nyaman duduk berlama-lama di sofa hangat nan empuk, mengubek-ubek lemari besar berisi kumpulan buku dongeng dan penggalan cerita kemarin, menulisi notebook kecil yang menggurat kisah, menyruput secangkir black dilmah tea dengan campuran susu dancow, menikmati sepiring awan biru dengan lauk awan putih yang mirip biri-biri, berdiri di jendela yang terbuka lebar yang bisa melihat pelangi dan rintik ritmis di sore hari.

saya sedih. saya berusaha bertanya pada beberapa teman, bagaimana cara menemukan sepucuk surat itu di kotak pos di rumah saya. yah yah yah … saya tak bisa menemukannya! trouble ticket pun sudah saya layangkan ke pak pos. tetapi, belum dapat balasannya! dimana sepucuk surat merah jambu yang saya cemplungkan kemarin pagi? dimana sepucuk surat merah jambu yang saya cemplungkan tiga hari yang lalu?

maka, saya buru-buru mencari rumah baru. sembari menyelipkan harap kecil, rumah ini akan baik-baik saja. rumah ini bakal mampu menyimpan semua goresan rindu. rona merah jambu. isak tangis. buncah bahagia. untaian senja. ya, di rumah baru ini saya akan tinggal. rumah dengan segala kenyamanan yang saya punya.

selamat datang di rumah baru saya. masuk, masuk saja. jangan sungkan-sungkan. ayoh, sepatunya tak usah dilepas. pakai saja. gantungkan jas atau jaket di sebelah ujung ya. tuh, sudah ada gantungannya. saya membikinnya beberapa jam yang lalu. ayo, masuk. tahu kan dimana racikan tequila? atau, mau wine? hmmh … wine cellarnya ada di basement. kalau mau dilmah tea, ada di kotak di belakang meja bar, berurtan dengan gula non-fat dan kopi dari penjuru negeri. beberapa gelas untuk peruntukannya masing-masing, sudah tergantung di atas meja bar ya. sedangkan cangkirnya ada di bagian dalam.

selamat menjelajahi seisi rumah saya ya.

(ps: sejujurnya, saya tak ingin pindah dari rumah yang lama. tapi … sudahlah. ketimbang saya tak bisa menemukan pucuk-pucuk surat yag saya masukkan dalam kotak pos berwarna merah di sudut depan rumah … saya harus mau pindah ke rumah ini. o iya, barang-barang di rumah ini, baru semuanya. saya sengaja meninggalkan semua yang ada di rumah lama, tetap di rumah lama.sesekali, saya masih ingin menengoknya. mungkin, kamu juga masih ingin melihatnya …) 

Written by femi adi soempeno

October 14, 2006 at 11:07 am